Senin, 19 Maret 2012

Berbagi Pengetahuan itu Penting Juga :D (Makalah HIV/AIDS)

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat, hidayah dan inayah_Nya akhirnya makalah tentang HIV/AIDS ini dapat kami susun dan terselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang sederhana , singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca, khususnya keluarga besar SMA negeri 3 tepatnya kelas X6.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, masih terdapat kekurangan dan kekeliruan maka kami senantiasa menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dan dapat memperbaiki serta melengkapi makalah ini..
Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat serta tercatat sebagai suatu amal sholeh.
Samarinda, 21 november 2011


TIM PENYUSUN


DAFTAR ISI
Cover............................................................... 1
KATA PENGANTAR...................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah ........................................... 4
B.Rumusan Masalah 2 ................................................ 4
C.Tujuan Penulisan 2................................................ 5
D.Manfaat Penulisan 2 .............................................. 5
BAB II ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME
A.Perkembangan dan Perjalanan HIV/AIDS ............................. 6
B.Siapa yang Rentan Terkena HIV/AIDS ............................... 8
C.Pencegahan HIV/AIDS .............................................. 9
D.Situasi HIV/AIDS di Indonesia ................................... 10
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ...................................................... 11
B.Saran ........................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Virus AIDS ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain juga bisa ditemukan (seperti misalnya cairan ASI) tetapi jumlahnya sangat sedikit. Sejumlah 75-85% penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10% diantaranya melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik), 3-5% melalui transfusi darah yang tercemar.
Infeksi HIV sebagian besar (lebih dari 80%) diderita oleh kelompok usia produktif (14-49 tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita wanita cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV. Sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV, melalui infeksi yang terjadi selama dalam kandungan, selama proses persalinan dan melalui pemberian ASI. Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, risiko penularan dapat dikurangi menjadi hanya 8%.
Pada awalnya dimulai dengan penularan pada kelompok homoseksual (gay). Karena diantara kelompok homoseksual juga ada yang biseksual, maka infeksi melebar ke kelompok heteroseksual yang sering berganti-ganti pasangan.
Pada tahap kedua, infeksi mulai meluas pada kelompok pelacur dan pelanggannya.
Pada tahap ketiga, berkembang penularan pada istri dari pelanggan pelacur.
Pada tahap keempat, mulai meningkat penularan pada bayi dan anak dari ibu yang mengidapHIV.
B.Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.Bagaimanakah perkem HIV/AIDS di dunia?
2.Siapakah yang rawan terhadap virus AIDS?
3.Bagaimana pencegahan AIDS?
4.Bagaimana situasi HIV/ AIDS di Indonesia?


C.Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui perkembangan HIV/ AIDS.
2.Untuk mengetahui siapa saja yang rentan terkena HIV/ AIDS.
3.Untuk mengetahui pencegahan HIV/ AIDS.
D.Manfaat Penulisan
Dengan mengetahui bagaimana perkembangan, dampak HIV/ AIDS, maka kita akan memahami betapa ganasnya virus HIV/ AIDS tersebut.


BAB II
ISI
A.Perkembangan dan Perjalanan HIV/AIDS
Kasus pertama ditemykan di San Fransisco pada seorang gay tahun 1981. Menurut UNAIDS (Badan PBB untuk penanggulangan AIDS) s/d akhir 1995, jumlah orang yang terinfeksi HIV (Human Immuno Deficiency Virus) di dunia telah mencapai 28 juta dimana 2,4 juta diantaranya adalah kasus bayi dan anak. Setiap hari terjadi infeksi baru sebanyak 8500 orang, sekitar 1000 diantaranya bayi dan anak.
Sejumlah 5,8 juta orang telah meninggal akibat AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), 1,3 juta diantaranya adalah bayi dan anak. AIDS telah menjadi penyebab kematian utama di Amerika Serikat, Afrika Sub-Sahara dan Thailand. Di Zambia, epidemi AIDS telah menurunkan usia harapan hidup dari 66 tahun menjadi 33 tahun, di Zimbabwe akan menurun dari 70 tahun menjadi 40 tahun dan di Uganda akan turun dari 59 tahun menjadi 31 tahun pada tahun 2010.
Pada saat seseorang terkena infeksi virus AIDS maka diperlukan waktu 5-10 tahun untuk sampai ke tahap yang disebut sebagai AIDS. Setelah virus masuk kedalam tubuh manusia, maka selama 2-4 bulan keberadaan virus tersebut belum bisa terdeteksi dengan pemeriksaan darah meskipun virusnya sendiri sudah ada dalam tubuh manusia. Tahap ini disebut sebagai periode jendela. Sebelum masuk pada tahap AIDS, orang tersebut dinamai HIV positif karena dalam darahnya terdapat HIV. Pada tahap HIV + ini maka keadaan fisik ybs tidak mempunyai kelainan khas ataupun keluhan apapun, dan bahkan bisa tetap bekerja seperti biasa. Dari segi penularan, maka dalam kondisi ini ybs sudah aktif menularkan virusnya ke orang lain jika dia mengadakan hubungan seks atau menjadi donor darah.
Sejak masuknya virus dalam tubuh manusia maka virus ini akan menggerogoti sel darah putih (yang berperan dalam sistim kekebalan tubuh) dan setelah 5-10 tahun maka kekebalan tubuh akan hancur dan penderita masuk dalam tahap AIDS dimana terjadi berbagai infeksi seperti misalnya infeksi jamur, virus-virus lain, kanker dsb. Penderita akan meninggal dalam waktu 1-2 tahun kemudian karena infeksi tersebut.
Di negara industri, seorang dewasa yang terinfeksi HIV akan menjadi AIDS dalam kurun waktu 12 tahun, sedangkan di negara berkembang kurun waktunya lebih pendek yaitu 7 tahun.
Setelah menjadi AIDS, survival rate di negara industri telah bisa diperpanjang menjadi 3 tahun, sedangkan di negara berkembang masih kurang dari 1 tahun. Survival rate ini berhubungan erat dengan penggunaan obat antiretroviral, pengobatan terhadap infeksi oportunistik dan kwalitas pelayanan yang lebih baik. Pola infeksi secara global, sekitar 90% kasus HIV/AIDS ada di negara berkembang. Saat ini penyebabnya adalah :
Afrika Sub-sahara : 14 juta
Asia Selatan-Tenggara : 4,8 juta
Asia Timur-Pasifik : 35.000
Timur Tengah : 200.000
Karibia : 270.000
Amerika Latin : 1,3 juta
Eropa Timur-Asia Tengah : 30.000
Australia : 13.000
Eropa Barat : 470.000
Amerika Utara : 780.000
Dengan globalisasi, pergerakan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, episentrum infeksi HIV/AIDS saat ini bergeser ke Asia.
Tahun 2000, diperkirakan jumlah kasus HIV/AIDS akan meningkat menjadi 30-40 juta orang dan pertambahan kasus baru terbanyak akan ditemukan di Asia Selatan dan Tenggara.
Di negara industri telah terlihat penurunan jumlah kasus baru (insidens) per tahun. Di Amerika Serikat, telah turun dari 100.000 kasus baru/tahun menjadi 40.000 kasus baru/tahun. Pola serupa juga terlihat di Eropa Utara, Australia dan Selandia Baru. Penurunan kasus baru berkait dengan tingkat pemakaian kondom, berkurangnya jumlah pasangan seks dan memasyarakatnya pendidikan seks untuk remaja.
Penurunan infeksi HIV juga menjadi sebagai dampak membaiknya diagnosa dini dan pengobatan yang adekuat untuk penyakit menular seksual (PMS). Di Tanzania, daerah yang pelayanan PMSnya berjalan baik mempunyai insiden HIV yang 40% lebih rendah. Penelitian di Pantai Gading, Afrika memperlihatkan bahwa pengobatan PMS juga mengurangi viral load sehingga mengurangi infectivity.


B.Siapa yang Rentan Terkena HIV/AIDS
Infeksi virus AIDS terutama disebabkan oleh perilaku seksual berganti-ganti pasangan. Oleh karena itu yang paling beresiko untuk tertular AIDS adalah siapa saja yang mempunyai perilaku tersebut. Harus diingat bahwa perilaku seperti ini bukan hanya dimiliki oleh kelompok pekerja seks tetapi juga oleh kelompok lain seperti misalnya remaja, mahasiswa, eksekutif muda dsb. Jadi yang menjadi masalah disini bukan pada “kelompok” mana tetapi pada “perilaku” yang berganti-ganti pasangan.
Wanita lebih rentan terhadap penularan HIV akibat faktor anatomis-biologis dan faktor sosiologis-gender.
Kondisi anatomis-biologis wanita menyebabkan struktur panggul wanita dalam posisi “menampung”, dan alat reproduksi wanita sifatnya “masuk kedalam” dibandingkan pria yang sifatnya “menonjol keluar”. Keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi infeksi khronik tanpa diketahui oleh ybs. Adanya infeksi khronik akan memudahkan masuknya virus HIV.
Mukosa (lapisan dalam) alat reproduksi wanita juga sangat halus dan mudah mengalami perlakuan pada proses hubungan seksual. Perlukaan ini juga memudahkan terjadinya infeksi virus HIV.
Faktor sosiologis-gender berkaitan dengan rendahnya status sosial wanita (pendidikan, ekonomi, keterampilan). Akibatnya kaum wanita dalam keadaan rawan yang menyebabkan terjadinya pelecehan dan penggunaan kekerasan seksual, dan akhirnya terjerumus kedalam pelacuran sebagai strategi survival.
Kasus di Ghana dalam pembangunan Bendung Sungai Volta, menyebabkan ribuan penduduk tergusur dari kampung halamannya. Kaum pria bisa memperoleh kesempatan kerja sebagai buruh dan kemudian menjadi nelayan. Kaum wanita yang hanya terbiasa dengan pekerjaan akhirnya tersingkir ke kota dan terjerumus pada pekerjaan hiburan dan penyediaan jasa seksual. Akibatnya banyak yang menderita penyakit menular seksual (termasuk HIV) dan meninggal akibat AIDS.
Di Thailand Utara, akibat pembangunan ekonomi dan industri yang berkembang pesat menyebabkan lahan pertanian berkurang dan wanita tergusur dari pekerjaan tradisionalnya di bidang pertanian. Sebagian besar kemudian migrasi ke kota-kota besar dan menjadi pekerja seks dan akhirnya tertular oleh HIV.



C.Pencegahan HIV/AIDS
Pada prinsipnya, pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencegah penularan virus AIDS. Karena penularan AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual maka penularan AIDS bisa dicegah dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual. Pencegahan lain adalah melalui pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan penggunaan jarum suntik yang diulang, pengidap virus tidak boleh menjadi donor darah.
Secara ringkas, pencegahan dapat dilakukan dengan formula A-B-C. A adalah abstinensia, artinya tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. B adalah befaithful, artinya jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja. C adalah condom, artinya jika memang cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka harus digunakan alat pencegahan dengan menggunakan kondom.
Pertemuan Komperensi Internasional AIDS ke XI di Vancouver bulan Juli 1966 melaporkan penggunaan tiga obat kombinasi (triple drugs) yang mampu menurunkan viral load hingga jumlah minimal dan memberikan harapan penyembuhan.
Kendala yang dihadapi untuk pengobatan adalah biaya yang mahal untuk penyediaan obat dan biaya pemantauan laboratorium, yang mencapai US$ 16.000-US$ 25.000/tahun. Kendala lain adalah kepatuhan penderita untuk minum obat secara disiplin dalam jangka waktu 1,5-3 tahun, karena obat yang diminum secara tidak teratur akan menyebabkan resistensi.
Diperkirakan karena mahalnya biaya pengobatan, maka hanya ada 5-10% pengidap HIV yang mampu berobat dengan menggunakan triple drugs ini. Jika masalah biaya ini tidak bisa diatasi, maka adanya obat tidak akan mampu memberantas HIV/AIDS secara bermakna.
Penelitian untuk menemukan vaksi pencegahan HIV juga terus dilakukan. Biaya vaksinasi diperkirakan tidak akan semahal triple drugs. Seandainya ditemukan vaksin untuk pencegahan HIV, kendalanya adalah harus dicapainya jumlah cakupan vaksinasi yang tinggi (80%) jika diinginkan dampak pemberantasan HIV. Untuk mencapai cakupan sebesar ini, diperkirakan akan membutuhkan biaya yang cukup mahal dan sulit disediakan oleh negara berkembang.
Dampak sampingan dari mahalnya obat dan ketersediaan biaya untuk pelaksanaan vaksinasi, menyebabkan munculnya isu diskriminasi baru yaitu kaya dan miskin. Pengidap HIV yang kaya akan mampu menyediakan biaya untuk triple drugs, tetapi yang miskin tetap akan mati. Negara industri kaya bisa menyediakan biaya untuk mencapai cakupan vaksinasi yang tinggi, sedangkan negara berkembang mungkin tidak akan mampu.
D.Situasi HIV/AIDS di Indonesia
Sampai dengan bulan September 1996, jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 449 orang, dengan kelompok umur terbanyak pada usia 20-29 tahun (47%) dan kelompok wanita sebanyak 27%. Kelompok usia produktif (15-49 tahun) mencapai 87%. Dilihat dari lokasi, kasus terbanyak ditemukan di DKI Jakarta, Irian Jaya dan Riau.
Jumlah kasus yang tercatat di atas adalah menurut adalah menurut catatan resmi yang jauh lebih rendah dari kenyataan sesungguhnya akibat keterbatasan dari sistem surveilance perangkat kesehatan kita.
Permasalahan HIV/AIDS di banyak negara memang memperlihatkan fenomena gunung es, dimana yang tampak memang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah sesungguhnya.
Upaya penanggulangan AIDS di Indonesia masih banyak ditujukan kepada kelompok-kelompok seperti para pekerja seks dan waria, meskipun juga sudah digalakkan upaya yang ditujukan pada masyarakat umum, seperti kaum ibu, mahasiswa dan remaja sekolah lanjutan. Yang masih belum digarap secara memadai adalah kelompok pekerja di perusahaan yang merupakan kelompok usia produktif.
Proyeksi perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia diperkirakan akan menembus angka 1 juta kasus pada tahun 2005, dan sesuai pola epidemiologis yang ada maka jumlah kasus terbanyak akan ada pada kelompok usia produktif (patut diingat bahwa pada tahun 2003 Indonesia akan memasuki pasar bebas APEC dan membutuhkan SDM yang tangguh untuk bersaing di pasar global).


BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam bab II maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.Kasus pertama ditemukannya HIV/AIDS terjadi di San-Fransisco pada seorang gay tahun 1981.
2.Virus AIDS ditemukan dalam cairan sperma, cairan vagina dan pada darah, serta penularannya terjadi melalui hubungan seksual, alat suntik narkotika, transfusi darah dan ASI.
3.AIDS dapat menyerang siapa saja yang melakukan perilaku yang menyebabkan AIDS (hubungan seksual berganti-ganti, pemakai narkotika suntik, transfusi darah yang tercemar).
4.Pencegahan yang paling tidak bisa mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah A-B-C : A (abstinensia) = tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
B (befaithful) = jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya.
C (condom )= jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka gunakanlah condom.
B.Saran
Sex yang aman adalah with non freesex. Banyak orang percaya kalau penyakit AIDS lebih disebabkan faktor-faktor “humans behavior” perilaku manusia itu sendiri.Maka masalah yang pertama kali harus dibehani adalah soal keyakinan hidup, daripada ngeluarin duit juta-juta lebih baik enggak ngeluarin sama sekali.


DAFTAR PUSTAKA
http://mrpams212.wordpress.com/makalahkarya-ilmiah/
http://vanz-harepan.blogspot.com/2009/04/makalah-hivaids.html

Kamis, 16 Juni 2011

Pengalaman Yang Terlupakan #Hah??

Klo di lihat dari judul harusnya gue ngak cerita apa-apa..
tapi gue udah kebelet banget nih (bukan mau kencing ya).ngue pengen cerita tentang masa-masa gue masih menjabat jadi pengurus OSIS di sekolah gue tercinta,
tapi sekarang mah gue udah di buang dari OSIS, lebih tepatnya mantan gitu.

pertama gue kenal apa itu OSIS waktu gue di MOS waktu masuk SMP.
waktu itu dimata gue pengurus OSIS itu kayak setan, macan, beruang, iblis, dll. soalnya gila banget klo marah. tapi waktu ada pendaftaran pengurus OSIS baru gue langsung ikutan dartar.
bukan bermaksud pengen jadi setan atau sebangsanya, tapi hanya sekedar pengen merasakan gimana rasanya memarahi adek kelas (apa bedanya?).

gue ngak nyangka untuk jadi pengurus OSIS itu butuh perjuangan, karna harus di MOS lagi,
tapi karna ini untuk pengurus OSIS namanya di ganti jadi LKO (Latihan Kepengurusan Osis).
kegiatan itu dilaksanakan selama 3 hari, ngak usah tanya lagi apa yang gue alami,
yang pasti di caci dan dimaki.tapi yg paling berkesan adalah kegiatan malam, jadi kita di suruh nginap gitu di sekolah. sekitar jam 12 malam kita di bangunin,
abis solat malam kita semua di suruh ngumpul di lapangan bulu tangkis. woooww..
SPM negeri 1 yang klo pagi rame sekarang jadi sunyi, gelap. dan lebih parahnya lagi kita di suruh kelilingin sekolah. hah? rasanya gue pengen pulang saat itu juga. pas giliran gue keliling rasanya dag dig dug DEEERRR.. tapi begitu sam pe dilantai 2 gue sudah ngak begitu takut.
soalnya banyak kakaknya di sana walaupun pke baju hantu tapi tetep aja ketahuan klo itu mereka. kita tidur sekitar jam 3 pagi.

jam 5 pagi.. "BANGUUUUUN!!!" gila suara itu bikin gue jantungan. ya iyalah..
sudah tadi malam ngak tidur, dibanguninnya ngak pke perasaan lagi.. abis sholat subuh kita di suruh senam. dan habis senam.. kalian tau kita di suruh apa?? kita di suruh keliling balai kota.
tapi dengan seragam lengkap. dan seragamnya adalal tapi kerucut, bet nama, dot, dll. apa kada malu??

hari senin.. pelantikan OSIS.. dan gue sudah resmi jadi pengurus OSIS.. (duluuu)

oke.. sampai sini aja cerita gue, besok2 gue sambung lagi.. ^^

Selasa, 10 Mei 2011

Perkenalan Sang Pemilik Blog

hyy teman-teman, bapak-bapak, ibu-ibu, tante-tante, mas-mas (mahal tu) apa kabar nii.. semoga baik-baik aja. gue di sini sangat amat baik-baik saja. perkenalkan ni my name is restiyana utami, seorang anak perempuan yang dilahirkan oleh seorang wanita (baca = ibu) dikota samarinda, lebih tepatnya tanggal 26 september 1996. sekarang klo di hitung umur gue belum genap 15 tahun.

gue seorang pelajar yang bersekolah di smp negeri 1 samarinda, dan gak lama lagi gue akan diusir dari sekolah gue tercinta (baca=lulus). gue hanya seorang murid biasa yang hampir tidak pernah membuat prestasi (tidak pernah sama sekali), gue hanya terkenal diantara adek kelas. Itu pun karena jahatnya gue memarahi mereka waktu mereka ngengikuti MOS di sekolah gue. saat MOS gue seakan macan didepan mereka, sekali liat gue langsung kabur. tapi sekarang.. klo gue lewat mereka malah senyum-senyum dak jelas. oke.. lupakan masalah OSIS.

jadi, inti dari segala inti gue hanya murid biasa di sekolah, yang klo bayar uang sekolah harus ditagih dulu sama ibu jutek diruang TU.

Hobby gue itu dengerin lagu nyaring-nyaring sampe emak gue itu ngomel di dapur, soalnya bukan cuma HP gue yang nyaring tapi mulut gue juga nyaring banget kayak congor bebek (baca=mulut bebek), ya.. nyanyi-nyanyi gak jelas gitu. tapi kebiasaan gue ini gak gue bawa-bawa ke sekolah, soalnya gue gak mau ada yang merasa tersaingi (baca=hani). soalnya dia klo nyanyi melebihi mulut bebek.

kayaknya sudah dulu deh, sampai jumpa lagi ya... :)